Minggu, 21 Juni 2015

Reminder Buat Kita Pengusaha Pemula!!

JUST SHARE!!

#15 evaluasi dan pengingat untuk entrepreneur pemula#
.
.
1. Hati-hati dengan publikasi dan ketenaran... akan ada
masa-masa media akan menghampiri atau orang-orang
mengundang jadi pembicara... ini adalah pedang
bermata dua... inget, kita bukan artis atau pembicara,
kita adalah pebisnis... jangan sibuk jalan-jalan, namun
bisnis gak jalan... jangan sibuk ngomong, eh sama
karyawan malah diomongin dari belakang...
.
2. Menang lomba tidak menggambarkan sehatnya
bisnis kita. Juara lomba diputuskan oleh orang luar dan
sifatnya subyektif dan bisajadi yang jadi penilai juga
bukan praktisi, atau lebih nyeseknya lagi, lomba adalah
kepentingan dari pihak yang punya lomba, entah
kepentingan PR, branding, atau CSR biar laporan pajak
aman... sebenarnya mereka juga tidak peduli
sepenuhnya sama bisnis kita. Ikut lomba boleh, tapi
jangan melupakan how to build business... karena kita
bukan sedang berlomba, tapi sedang berbisnis.
.
3. Kita bisa tahu bisnis kita sehat itu sederhanya dari
melihat 3 hal: laporan laba rugi, neraca, dan cashflow.
Laporan laba rugi memperlihatkan seberapa untung
bisnis model yang kita jalankan... neraca
menggambarkan seberapa banyak asset yang kita
punya... dan cashflow memperlihatkan seberapa liquid
perputaran uang kita. Kalau 3 hal ini aja gak ngerti,
disarankan jangan bikin bisnis dulu...
.
4. Stop ikut seminar-seminar, training-training ketika
sudah 2 tahun tidak ada perubahan. Bisajadi kita
sedang terperangkap oleh genjutsu (ilmu
mempengaruhi 5 indra) dari pembicara. Untuk tahun-
tahun pertama sangat disarankan untuk ikut seminar-
seminar dasar tentang bisnis. Tapi, trendnya, masih
banyak yang tidak keluar dari jeratan seminar-seminar
atau training selama bertahun-tahun, bahkan malah ini
jadi salah satu industri sendiri yang menjamur... mereka
yang ikut seminar berkali-kali sampai hafal materi
pembicara dan akhirnya nyoba-nyoba buka seminar
sendiri. Tadinya mau bisnis kuliner, eh malah jadi
pembicara bisnis kuliner yang jika dilihat dengan poin 3
di atas sebenarnya bisnisnya amburadul. Di lapangan,
orang seperti ini banyak.
.
5. Jangan kebanyakan foto-foto sama orang yang kamu
anggap sukses... dikit-dikit foto... dikit-dikit foto...
sambil nunjukin jempol sukses... why? karena jika
begitu terus kita akan terperangkap pada level 'kagum'
dan tak akan pernah naik ke level 'dikagumi'.
Bahayanya di sini adalah, kamu kagum karena
pencitraan mereka... coba lebih kenal dalam dengan
mereka, kamu akan menemukan banyak hal yang
berbeda dari pencitraan orang-orang yang kamu
kagumi. Islam telah mengajarkan untuk mengenal orang
yaitu dengan cara: menginap bersamanya minimal 3
hari, berpergian jauh bersama, dan berbisnislah
bersama mereka. Jika sudah dilakukan, barulah kagum
atau tidaknya menjadi objective.
.
6. Segera hilangkan rasa bahwa diri ini hebat. Dunia ini
gak seluas daun kelor aja... mungkin komunitas atau
lingkunganmu bilang kamu tuh hebat banget, tapi di
luar sana ada yang jauhhhhhh berkali-kali lipat lebih
hebat dari kamu. Mungkin, saat ini kamu disandingkan
dengan para orang-orang hebat di luar sana, tapi
sebenarnya belum pantas. Yang terjadi akhirnya
jebakan 'merasa hebat' muncul... ketika sudah muncul,
maka kita akan merasa ilmu, pengalaman, kejeniusan
kita telah berada pada level/ruang orang yang
sebenarnya lebih tinggi dari kita. Apa yang akan terjadi
jika hal ini muncul? kita tak akan pernah bergerak
kemana-mana.
.
7. Jangan cepet-cepet mau jadi boss atau menjadi
orang atas. Ada sindrom pada anak muda jenius
merasa layak untuk diberi tempat dan penghargaan ini
itu... karena jarang sekali di usianya tersebut bisa
begini dan begitu. Akhirnya muncul keangkuhan dan
menilai apa-apa dari kacamata sendiri. Sering mau jadi
nomer satu, harus dihargai berlebih... padahal
perbandingan yang dipakai bukanlah perbandingan yang
objective... jika muncul seperti ini, kita tidak akan
pernah mau belajar dari bawah karena merasa sudah di
atas sehingga susah untuk bekerjasama jikalau
diposisikan jadi bawahan. Padahal, jikalau hidup rata-
rata manusia 65 tahun, gak apa-apalah dalam usia 22
tahun jadi bawahan selama 5 tahun, kan saat usia 27
tahun sudah jadi sesuatu... so, 5 tahun itu sebenernya
bukan jadi bawahan, tapi belajar bagaimana jadi
atasan... dan masih banyak usia yang lebih produktif
untuk melakukan sesuatu hingga 65 tahun kan...?
.
8. Hati-hati dengan pendapatan yang akan didapat.
Ketika bisnis mulai bagus, biasanya pendapatan akan
mulai terlihat. Uang sering lho mengubah karakter
orang... hati-hati dengan hati kita yang berbolak-balik,
pagi jadi malaikat, sore udah jadi iblis... uang hanyalah
alat tukar, bukan tujuan... kembali lagi ke tujuan awal
kamu mau bisnis untuk apa, diharapkan bisnis yang
membawa manfaat ya... pendapatan boleh naik, tapi
gaya hidup tetap sederhana aja ya dan sedekahnya
justru yang dinaikin...
.
9. Hati-hati dengan provokasi "Keluar Kerja!", "Pakai
Otak Kanan! Gak usah mikir" dan jebakan-jebakan
semangat lainnya yang kadang menghilangkan akal
sehat... lagi-lagi ini pisau bermata dua... maksudnya
secara positif di sini adalah penyemangat bagi orang-
orang yang sudah siap untuk berbisnis tapi belum juga
berani full berbisnis... semangat ini bukan buat mereka
yang putus asa, gak punya basic, dan masih labil...
karena ketika memutuskan berbisnis itu cuma dua
kemungkinannya: tambah sejahtera dan tambah
bangkrut. Dan segala hal yang diputuskan tanpa
persiapan selalu gagal pada akhirnya. Bisnis butuh
banyak sekali persiapan: coba cari referensi sana-sini
dulu sebelum memutuskan. Karena sebenernya ya,
banyak banget karyawan yang gajinya ratusan juta dan
hidupnya tenang-tenang aja... jadi kalau jadi pebisnis
itu untuk dapet uang lebih banyak gak selalu benar,
karena jadi karyawan pun SANGAT BISA. Suka lucu aja,
ngeliat orang yang ngatain karyawan padahal gue tau
banget pendapatan dia gak ada sepersepuluhnya dari
karyawan yang gue kenal... kok malah terkesan
sombong ya provokasinya . Sebelum berpikir positif
atau semangat gak jelas, kedepankan dulu berpikir
tepat dengan akal sehat yang objektif.
.
10. FOKUS! walau akan banyak peluang yang
terlewat... ketika fokus kita akan belajar memahami
kuda-kuda yang kuat, kesabaran, logika, pola, dan
kesiapan ketika ada peluang yang datang. Fokus
berbicara kesiapan... kesiapan menerima peluang,
apakah kita sudah siap menerimanya? siap tidak siap
dibentuk dari kefokusan.
.
11. Lebih baik, kamu kerja dulu di industri yang akan
kamu bisniskan nantinya... karena ketika kamu kerja
dulu maka kamu akan melihat dari hulu ke hilir
bagaimana keseluruhan industrinya sampai akar-
akarnya... hal ini akan sangat memudahkan kamu
ketika nanti berbisnis. Tapi, jangan keasyikan sampai
lupa bahwa mau dibisniskan... Jikalau tidak mau, maka
carilah partner yang sudah tau industrinya sampai ke
akar-akarnya. Pertanyaannya, memang ada yang mau
sama bocah bau kencur kecuali kamu direkomendasika
n oleh seseorang yang sangat terpercaya? hihihi...
.
12. Bisnis berbicara tentang angka, bukan perasaan.
Jikalau ditanya sales berapa, jawab dengan "1, 2, 3"
bukan "Laku bangettt brooo!"... semua harus tercatat...
PENCATATAN dalam bisnis adalah akar, pelajarilah
akuntansi... ini ilmu sendiri yang harus dipahami...
kalau gak ngerti ini, jangan buka bisnis dulu deh... kalau
gak mau ngerti, ajak temen kamu yang ngerti... tapi
emang ada yang mau diajak sama orang yang males
buat ngerti?
.
13. Buatlah bisnis untuk memenuhi KEBUTUHAN pasar,
bukan KEINGINAN pribadi/tim... di sinilah riset
diperlukan... kalau di online kita punya tools semacam
Google Keyword planner tools, google trend, FB
audience insight, hingga paper-paper baik secara makro
maupun mikro. Butuh sekali riset mendalam, jangan
level asumsi "Laku deh!", "Dari mana lo tau laku?
datanya?", "Mmmm... ya laku deh! temen gue banyak
yang beli.."... jangan asumsi ya, karena lo bukan lagi
main sinetron lho, bisnis itu dunia real apalagi jadi
backbone utama, kalau lo gak dapet pendapatan ya lo
bakal sengsara... urusan bersyukur dan tawakal beda
yaaa.. jangan salah paham...
.
14. Perbaiki hubungan dengan orang tua... karena
percaya gak percaya orang tua punya sambungan
energi rezeki... jika hubungan dengan orang tua
tersumbat, maka aliran energi rezeki
juga akan
tersumbat. Jika ortu sudah meninggal, carilah saudara
terdekatnya dan minta maaf... coba dicek lagi, jangan-
jangan segala usaha, ilmu, doa, tim kompak tapi kok
masih mentok juga, bisajadi kamu masih terhambat
karena punya dosa sama orang tua... beratnya,
memang kamu akan malu bahkan ego pribadi masih
bilang "Ngapain! dia aja gak nganggep gue anak...", ya,
inilah kerasnya kehidupan... kamu harus terima,
percaya gak percaya, rezeki sangat bisa tersumbat
ketika hubungan dengan ortu buruk... segera deh,
sebelum mereka meninggal... ortu kalau udah
meninggal gak akan pernah datang dua kali . Eh
tambah lagi, sama suami dan istri juga bro, kelupaan
nulis soalnya gue belom punya pengalaman kalau
suami istri hehehe...
.
15. Jadilah SUBYEK jangan jadi OBYEK... kamu harus
sadari memiliki diri, memiliki kuasa atas diri sendiri...
ketika kamu sudah menyadari itu, akhirnya kamu bisa
menentukan jalanmu sendiri... berbicara bisnis, paling
penting adalah masalah leadership... bagaimanakah jadi
pemimpin yang baik... ketika kamu masih jadi obyek
yang disuruh-suruh (bisa karena kamunya memang gak
inisiatif atau karena kamu gak berani mengemukakan
pendapat), maka bisnismu tak akan pernah maju...
jadilah subyek, sadari kuasa atas dirimu... mulailah dari
inisiatif atas masalah-masalah yang terjadi di
sekitarmu, ambil masalah itu selesaikan jangan nunggu
disuruh, karena kita bukan pesuruh... tapi juga bedakan
ya antara leadirship dan boss ya... boss itu nyuruh-
nyuruh, kalau leader dia nyuruh pake teladan... bukan
"Nyapu lo!", tapi dia akan ambil sapu, nyapu dan timnya
akan ngerasa gak enak hingga "Pak, maaf, saya aja
yang nyapu.."... leader itu menggerakkan dengan
teladan...
.
.
Semoga bermanfaat,.
#copas #selfreminder